Mini Lokakarya Jadi Sarana Pemantauan Layanan Kesehatan Berkualitas di Puskesmas Bluto

Mini Lokakarya Jadi Sarana Pemantauan Layanan Kesehatan Berkualitas di Puskesmas Bluto
Mini Lokakarya di Puskesmas Bluto, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.

SUMENEP | DEMARKASI.CO – Puskesmas Bluto, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menggelar Mini Lokakarya (Minlok) Lintas Sektor di Aula ruang rapat Puskesmas Bluto. Rabu (2/10/2024).

Mini lokakarya ini digelar bertujuan untuk meningkatkan kerja sama tim dan membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas Bluto.

Selain itu, Mini lokakarya ini juga sebagai upaya penggalangan serta pemantauan layanan kesehatan berkualitas, Puskesmas Bluto bersama stakeholder lintas sektor melaksanakan Mini Lokakarya di ruang rapat puskesmas setempat.

Camat Bluto, Bambang Karyanto dalam kesempatan ini menyampaikan pentingnya adanya keselarasan antar instansi untuk tercapainya program-program yang direncanakan.

“Pentingnya komunikasi antar instansi agar terjadi harmonisasi dalam menjalankan program pemerintah,” Himbaunya.

Selanjutnya Ketua Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) Wilayah V, Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri mensosialisasikan terkait penyakit Mpox (Mongkey Pox). Menurutnya MPox alias cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus cacar monyet pada sejumlah hewan, termasuk manusia.

“Gejalanya dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening (Babagus), dan rasa lelah,” jelasnya. Rabu (2/10/2024).

Achmad Syamsuri memaparkan, penularan virus Monkey Pox melalui hewan yang sudah terinfeksi, terutama monyet dan hewan pengerat, semisal tikus.

Selain itu, cacar monyet sebagian besar juga ditularkan melalui kontak kulit ke kulit yang dekat dengan orang-orang yang memiliki lesi akibat virus, Benda yang sudah tersentuh/dipakai oleh penderita.

Cacar monyet apakah bisa sembuh? lanjut Achmad Syamsuri, hingga saat ini belum terdapat obat cacar monyet secara spesifik. Pasalnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya dalam 2-4 minggu.

“Hanya perlu obat antibiotik dan antiperitik serta konsumsi vitamin, jangan lupa melaksanakan PHBS,” Ujarnya.

Kabid P2P Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep Achmad Syamsuri menyampaikan, pentingnya peran serta masyarakat untuk ikut membantu memutus mata rantai Penyakit TBC dan Kusta. Menurutnya, TBC juga merupakan penyakit yang sangat menular disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberkolosis. Cara penularannya melalui droflet yaitu percikan ludah atau dahak penderita yang sudah tertular TBC.

Oleh sebab itu maka setiap keluarga penderita (Istri/suami, anak, orang tua) yang tinggal serumah akan dilaksanakan investigasi Kontak (pemeriksaan kontak serumah) agar dapat diketahui sejauh mana penularan yang terjadi.

Sehingga diharapkan peran serta keluarga untuk dapat diperiksa dan kalau hasilnya negatif (tidak tertular) akan diberikan obat pencegahan penyakit TBC atau TPT (terapi Pencegahan TBC).

“Dengan cara ini InsyaAllah akan memutus mata rantai penularan Penyakit TBC. Serta adanya kontribusi keluarga terhadap kelangsungan penderita minum obat secara teratur,” Sarannya.

Dalam kesempatan ini, Kepala Puskesmas Bluto dr. Rifmi Utami, M.Kes memberikan pemaparan hasil Program kerja masing-masing program. Tujuannya agar bisa dievaluasi oleh para Kepala Desa untuk bisa dicarikan solusi terbaik demi tercapainya target sasaran.

“Harapan kedepan agar keterlibatan masyarakat dalam peningkatan pelayanan kesehatan lebih optimal lagi,” ucapnya.

Pihaknya juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama semua yang terlibat dalam acara Mini Lokakarya lintas sektor ini.