Perkuat Integritas Demi Wujudkan Madrasah Hebat, PGMNI Jatim Lantik Ratusan Guru Madrasah Sumenep

Perkuat Integritas Demi Wujudkan Madrasah Hebat, PGMNI Jatim Lantik Ratusan Guru Madrasah Sumenep
Ketua Umum PGMNI Jawa Timur, Mohammad Ali Muhsin (Kanan) Menyerahkan SK Pelantikan kepada Ketua PGMNI Sumenep, Zubair Abd Hamid (Kiri) di Aula Kementerian Agama Kabupaten Sumenep.

Sumenep | Demarkasi.co — Perkumpulan Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI) Jawa Timur melantik ratusan guru madrasah di Kabupaten Sumenep sebagai pengurus PGMNI Daerah Sumenep dalam sebuah acara yang berlangsung khidmat di Aula Kementerian Agama Sumenep. Minggu (10/08/2025).

Pelantikan ini dihadiri pengurus PGMNI Jawa Timur, tokoh pendidikan Islam, perwakilan Kantor Kementerian Agama Sumenep, serta perwakilan guru madrasah dari berbagai kecamatan.

Mengusung tema, “Mewujudkan Madrasah Hebat dan Bermartabat”, PGMNI Jawa Timur berupaya menyampaikan pesan bahwa keberhasilan madrasah tidak hanya ditentukan oleh prestasi akademik, tetapi juga oleh kekuatan karakter, integritas, dan akhlak para guru yang menjadi teladan bagi siswa.

Ketua Umum PGMNI Jawa Timur, Mohammad Ali Muhsin, menegaskan bahwa guru madrasah memegang peranan penting sebagai penjaga moral di tengah derasnya arus perubahan sosial.

“Pelantikan ini bukan sekadar formalitas organisasi. Ini adalah ikrar bersama untuk menghidupkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian dalam setiap langkah pengabdian,” ujarnya.

Ketua PGMNI Sumenep, Zubair Abd Hamid, M.Pd.I, yang juga peneliti pendidikan, mengingatkan bahwa pendidikan karakter akan kehilangan makna jika guru tidak mampu menjadi teladan. Ia menyebut, berbagai penelitian dan pengamatan lapangan menunjukkan adanya tantangan serius di kalangan guru madrasah.

Mulai dari krisis keteladanan, lemahnya integritas profesional, hingga menurunnya spiritualitas kerja. Tekanan ekonomi, budaya kerja permisif, dan minimnya pembinaan moral, menurutnya, menjadi faktor yang kerap memperburuk keadaan.

Menurut Zubair, pelantikan ini menjadi langkah awal untuk mengubah keadaan. PGMNI Sumenep berkomitmen menjalankan program pembinaan berkelanjutan, memperkuat kompetensi pedagogis, dan menghidupkan forum-forum refleksi guru agar nilai-nilai pendidikan karakter tidak berhenti pada retorika.

“Kita ingin guru madrasah menjadi figur yang utuh, yang mengajar bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan perilaku sehari-hari,” katanya.

Acara pelantikan juga dirangkai dengan pembacaan ikrar guru madrasah dan penyerahan surat keputusan pengurus. Dalam sesi diskusi bertema “Penguatan Karakter dan Profesionalisme Guru Madrasah di Era Digital”, para peserta membahas bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran modern.

Diskusi menyoroti pentingnya mengaitkan ajaran moral dengan realitas sosial siswa, menjadikan guru sebagai teladan yang reflektif, serta membangun kerja sama erat antara madrasah, keluarga, dan masyarakat.

Zubair menambahkan, keberhasilan pendidikan karakter bergantung pada keterlibatan semua pihak. Madrasah, menurutnya, memiliki modal sosial dan spiritual yang kuat untuk menjadi pusat pembentukan akhlak generasi. Namun, tanpa dukungan struktural dan kebijakan yang berpihak, upaya ini akan berjalan lambat.

Ia menyerukan sinergi antara guru, kepala madrasah, orang tua, dan pemerintah agar madrasah benar-benar menjadi benteng nilai yang kokoh di tengah perubahan zaman.

Pelantikan ratusan guru madrasah ini menjadi tonggak penting bagi PGMNI Jawa Timur, khususnya di Sumenep, untuk meneguhkan komitmen profesionalisme dan integritas.

Lebih dari sekadar agenda organisasi, kegiatan ini adalah panggilan moral untuk mengembalikan madrasah pada jati dirinya sebagai rumah pembentukan karakter, tempat di mana ilmu dan akhlak bertemu, serta nilai-nilai hidup diwariskan dari guru kepada murid dengan keteladanan yang nyata.

Penting untuk diketahui bahwa Perkumpulan Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI) adalah organisasi profesi yang berkomitmen pada peningkatan kompetensi, kesejahteraan, dan integritas guru madrasah di seluruh Indonesia melalui pelatihan, advokasi, dan pembinaan berkelanjutan.