SUMENEP | DEMARKASI.CO – Pertemuan rutin Yayasan SATARETANAN SUMENEP BERDAYA bulan ini mengambil tema “Ekonomi Kreatif Berbasis Lingkungan“. Materi ini diulas oleh pengusaha muda asal Kabupaten Malang Jawa Timur yang sukses menjadi pengusaha kaliber Nasional yaitu H.M. Yunandi. Selasa (10/9/2024).
Dunia usaha dan penguatan ekonomi masyarakat seringkali menjadi tema yang kurang mendapatkan tempat dan belum mendapatkan porsi perhatian yang cukup oleh kaum elite bahkan oleh rezim sebuah pemerintahan di Madura. Mereka lebih tertarik kepada kekayaan tetapi mudah abai tentang bagaimana menjadi kaya. Mungkin kita surplus pedagang tetapi minim pengusaha, demikian pandangan Yunandi.
Tuhan telah memberikan karunia tak terhingga berupa kekayaan alam yang ada di sekitar kita. Namun mental kita tidak tertata bahkan mungkin tidak dipersiapkan untuk menyambut anugerah terindah tersebut. Sehingga hampir seluruh masyarakat kita terjebak pada narasi bahwa alam Madura itu gersang, tandus dan miskin. Dan output dari stigma tersebut, banyak warga Madura terutama Sumenep memilih menjadi perantau. Padahal alam telah menyediakan hampir 100% kebutuhan kita. Di daerah ini hanya butuh sedikit sentuhan dan kreatifitas. Lanjut Yunandi.
Ra Mamak sebagai pembina Yayasan SATARETANAN SUMENEP BERDAYA yang ikut hadir juga menyampaikan bahwa fasilitas dan kemampuan SDA kita (Sumenep) cukup melimpah dibandingkan dengan daerah lain di Madura. Namun kenapa dalam statistik dan status ekonomi wilayah se Jawa-Madura, Sumenep masih menjadi juara III?
Catatan pemerintah tersebut nampaknya berkesesuaian di beberapa hal dalam masyarakat kita. Namun bagaimana realitas itu terjadi secara asimetris? Satu sisi SDA melimpah tetapi di sisi lain, masyarakat banyak yang miskin? Di mana sumber masalahnya? Tanya Ra Mamak.
Kita punya konsep dasar untuk membedah masalah tersebut tetapi itu bukan tugas kita, itu kewajiban pemerintah. Tentu sebagai warga Negara yang baik, kita tidak boleh offside dan tidak boleh menggurui, karena ini merupakan kategori kebijakan yang akan menjadi policy suatu rezim, sambung Ra Mamak.
Acara rutin bulan ini terasa cukup istimewa karena irisan jamaah perempuan hebat Sumenep juga kompak hadir. Tampak pula beberapa tokoh Kiyai (K. Hazmi) dan tokoh-tokoh simpul aktifis Sumenep ikut hadir. “Banyak irisan sosial di Sumenep memilih bergabung, bermitra dan berteman dengan kita karena platform yayasan Sataretanan Sumenep Berdaya adalah persaudaraan dan kemanusiaan“, platform ini akan terus dijadikan dasar dan alasan betapa harmoni sosial itu penting, kata direktur SATARETANAN SUMENEP BERDAYA.
Suasana guyup dan rukun akan menjadi atmosfer ideal untuk membicarakan keadaan sosial Sumenep, masa depan Sumenep dan kekitaan kita sendiri sebagai warga Negara. Demikian Ajimuddin menambahkan.
Forum diskusi ekonomi kreatif ini diajukan sebagai ruang alternatif bagi kondisi terkini menjelang Pilkada. Bagi kami, Masyarakat juga perlu diajak untuk tidak terlena hanya kepada satu isu tentang hajatan politik elektoral yang membara dan seolah ini menjadi akhir kehidupan. Di luar itu ada hajatan riil hidup kita dan sepanjang hidup yaitu ketahanan ekonomi sebagai syarat untuk tetap bisa hidup, beribadah dan bersyukur kepada Sang Pencipta.