Oknum Dokter Spesialis Bedah di Sumenep Diduga Sering Lakukan Penelantaran Terhadap Pasien, LBH FORpKOT: Akan Kami Laporkan Ke MKDKI

Oknum Dokter Spesialis Bedah di Sumenep Diduga Sering Lakukan Penelantaran Terhadap Pasien, LBH FORpKOT: Akan Kami Laporkan Ke MKDKI

Sumenep | Demarkasi.co – Terkait Dugaan Malpraktek Medik yang dilakukan oleh dr. A (Inisial) terhadap pasien atas nama We (Inisial) yang diduga ada kesalahan prosedur dan kelalaian dalam proses pembedahan sehingga mengakibatkan Pasien dirujuk ke Rumah Sakit di Surabaya setelah dua kali dilakukan pembedahan yang diduga gagal beberapa hari lalu.

Kasus dugaan yang melibatkan salah satu dokter spesialis tersebut kini direspon Herman Wahyudi, SH, ketua Lembaga Bantuan Hukum Forum Rakyat Pembela Keadilan dan Orang-Orang Tertindas (LBH FORpKOT).

Menurut Herman, pihaknya telah melakukan proses investigasi ke lapangan terhadap beberapa pasien yang pernah dilakukan operasi oleh dr. A bahwa yang bersangkutan diduga sering melakukan penelantaran terhadap pasiennya dengan bukti setelah dioperasi Pasien dibiarkan tidak pernah di visite hingga pulang.

Bahwa diduga yang bersangkutan memiliki perilaku yang kurang baik,” kata Herman Wahyudi, pada media ini. Kamis, 20 Oktober 2022.

Bahkan ketua LBH FORpKOT ini akan melakukan investigasi lanjutan dan jika perlu kata Herman, LBH FORpKOT akan membuka posko pengaduan terhadap pasien yang diduga pernah jadi korban penelantaran dan dirugikan.

LBH FORpKOT juga berencana akan membawa kasus dugaan malpraktek ini ke meja Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selanjutnya akan dilaporkan ke MKDKI dan ke IDI serta ke Kemenkes,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya bahwa penanganan medis terhadap pasien atas nama We (Inisial) asal Desa Aengdake, Kecamatan Bluto, yang divonis menderita penyakit usus yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Moh. Anwar Sumenep mendapat keluhan dari keluarga besar pasien.

Pasien yang telah menjalani operasi bedah selama dua kali tersebut saat ini kondisinya tambah parah dan semakin memprihatinkan.

Hal itu lantaran bekas operasi/bedah pada bagian perut pasien saat ini mengalami rembes atau mengeluarkan cairan, sehingga harus dirujuk ke salah satu rumah sakit (RS) di daerah surabaya, jawa timur.

Bambang Hodawi, SH., MH., selaku saudara dari pasien menyampaikan, jika dirinya menduga jika telah terjadi Malpraktek pada saat melakukan tindakan medis terhadap kakak perempuannya.

Pasalnya, pasca kakaknya menjalani operasi yang kedua kondisinya bukan malah membaik tapi tambah parah dan saat ini dalam proses akan dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.

Saya menduga ada malpraktek saat melakukan penanganan medis terhadap kakak saya,” ujarnya, Senin (17/10) di RSUD Dr. Moh. Anwar Sumenep.

Pengacara kondang yang dijuluki Hotman Paris Sumenep itu juga menjelaskan bahwa awal mula kakaknya itu dilakukan operasi di RSI Garam Kalianget. Dimana yang menangani kakaknya adalah dr Spesialis Bedah berinisial dr A.

Pada saat control pertama itu bagus (Baik-baik saja). Namun selang beberapa hari, bagian perut yang dibedah mengalami rembes atau mengeluarkan cairan.

Melihat ada rembes dari bekas operasi itu, kami pihak keluarga semua sepakat membawa kakak perempuan saya ke rumah sakit Dr. Moh. Anwar, agar bekas bedah yang mengeluarkan cairan itu mendapat perawatan medis yang lebih maksimal,” katanya.

Setelah di rawat di RSUD Moh. Anwar, kata Bambang, kakak saya kembali dilakukan tindakan operasi. Dan yang menangani masih tetap dokter yang sama pada saat di rawat di RSI Garam Kalianget, yakni dr. A.

Namun, selang beberapa hari pasca dilakukan operasi yang ke 2, bekas bedah yang rembes itu malah tambah parah,” jelasnya.