Sumenep | Demarkasi.co – Pemerintah Kabupaten Sumenep terus berupaya melakukan eliminasi Tuberculosis (TBC), untuk menekan angka penderitanya, karena saat ini, jumlah penderita penyakit menular itu cukup tinggi.
Wakil Bupati Sumenep Hj. Dewi Khalifah mengatakan, pihaknya menemukan penderita TBC pada usia produktif mulai 15-54 tahun, sehingga telah melakukan langkah pencegahan dan penanggulangan penyakit itu.
“Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep mengeluarkan inovasi penanganan Tuberkulosis dan stunting, berupa Gerakan Eliminasi Terpadu Tuntaskan Tuberkulosis dan Stunting (GETTS),” kata Wakil Bupati seusai Diseminasi Hasil Program Past TBC di Kabupaten Sumenep, di Kantor Bupati, Kamis (08/12/2022).
Selain program itu, untuk mengeliminasi penderita TBC telah dibentuk desa siaga TBC dan ‘Pesantren Siaga TBC’, yang salah satu tujuannya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit menular itu.
“Melalui desa dan pondok pesantren ini diadakan sosialisasi dan edukasi, seperti penderita penyakit TBC bisa sembuh total dengan menjalani pengobatan medis yang tepat,” tuturnya.
Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam upaya penanggulangan TBC juga bekerja sama dengan Stop TB Partnership Indonesia (STPI), dalam menginisiasi program penguatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat untuk mencapai eliminasi penyakit itu.
“Kerja sama yang dilakukan ini diwujudkan dengan intervensi program yang dilaksanakan sejak 2019 dengan sasaran pemerintah daerah, desa dan pesantren,” terang Wakil Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumenep Agus Mulyono mengungkapkan, hasil scaning dan test yang dilakukan kepada warga, menemukan penderita penyakit TBC sebanyak 1.600 orang.
“Kami untuk mengeliminasi TBC harus menemukan sebanyak-banyaknya penderita penyakit itu di Kabupaten Sumenep, sehingga hasilnya ada ribuan penderitanya,” ungkapnya.
Pihaknya untuk menindaklanjuti temuan penderita TBC itu melakukan pengobatan hingga sembuh total, supaya penyakitnya tidak menular kepada keluarga atau masyarakat lainnya, sehingga menyukseskan program pemerintah pusat terkait eliminasi TBC 2030.
“Kami ketika menemukan penderita TBC segera memberikan edukasi supaya mereka mengobati penyakitnya hingga sembuh agar tidak menularkan kepada orang lain,” pungkas Agus Mulyono.