Pecinta Tosan Aji di Kecamatan Guluk-Guluk Saban Hari Meningkat, Begini Komentar Pecinta Pusaka Sumenep

Pecinta Tosan Aji di Kecamatan Guluk-Guluk Saban Hari Meningkat, Begini Komentar Pecinta Pusaka Sumenep
Foto Salah Satu Pecinta Tosan Aji Kecamatan Guluk-Guluk, Ach Farid Azziyadi

Sumenep | Demarkasi.co – Peminat benda pusaka dan barang antik di kecamatan Guluk-Guluk, kabupaten Sumenep, Jawa Timur terus meningkat. Hal tersebut nampak terlihat di Pasar Tosan Aji Warung Pusaka Jembatan Layang, Desa Payudan Dundang.

Terpantau media Demarkasi.co jumlah pembeli di pasar tradisional yang menawarkan beragam barang antik seperti keris dan golok saban hari terus melonjak.

Maka tak heran jika United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengakui bahwa Kabupaten Sumenep memiliki jumlah empu keris terbanyak di dunia, yang data angkanya sekitar ada 500 empu keris.

Diketahui bahwa tidak hanya pusaka berupa keris, tombak dan barang antik lain dari berbagai daerah di Indonesia seperti pusaka dari Bali, Solo dan Yogyakarta yang ditawarkan di lelang pasar tosan aji Warung Pusaka Jembatan Layang, namun berbagai karya para empu daerah di lingkungan Keraton Sumenep juga turut menjadi primadona di pasar tersebut.

Jenis dan dapur keris pun beragam. Termasuk warangka yang variatif. Mulai keris bersarung bambu, kayu, perak bahkan bersarung emas ada di tempat ini.

Menurut Ach Farid Azziyadi, pecinta pusaka dari daerah setempat mengaku, pusaka yang cocok akan memiliki mahar bervariasi mulai seratus ribu hingga puluhan juta rupiah. Angka tersebut tergantung dari kualitas dan keunikan barangnya.

Peminat pusaka ini juga bermacam-macam. Farid sapaan akrab Ach Farid Azziyadi menyebutkan, ada peminat biasa yang membeli pusaka sebagai cenderamata hingga pecinta seni.

“Warung ini memang semakin hari semakin ramai pengunjung, mereka memiliki minat yang berbeda-beda, ada pecinta pusaka ada yang pecinta barang antik lain seperti akik dan permata,” kata Farid pada Media ini. Senin (10/3/2025).

Memasuki bulan suci Ramadhan tahun ini, para pecinta pusaka tidak hanya menjadikan waktu malam hari tepatnya selesai shalat tarawih sebagai media melakukan transaksi pusaka, tapi hal tersebut juga menjadi ajang silaturahmi antar pecinta tosan aji dari berbagai daerah di Madura.

Menurutnya, di tengah dibangunnya tugu keris setinggi 17 meter oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumenep yang terletak di perbatasan Sumenep – Pamekasan ini, ada secercah harapan baru bagi pelaku barang antik.

“Tugu yang dibangun di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan itu diharapkan tidak hanya bisa memperkuat identitas Sumenep sebagai Kota Keris. Tetapi juga akan membawa perubahan di sektor ekonomi masyarakatnya,” tandasnya.

Senada juga disampaikan Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo pada Jumat, 19 Juli 2024 lalu, pihaknya membangun tugu keris dengan sangat megah sebab keris telah menjadi identitas Sumenep di kancah nasional bahkan dunia internasional.

“Kami membangun tugu keris semegah ini karena keris menjadi identitas Sumenep. Kami memiliki empu terbanyak sedunia dan itu secara resmi diakui UNESCO,” ujar Bupati Achmad Fauzi, Jumat (19/7).

Bupati yang akrab disapa Cak Fauzi ini menjelaskan bahwa pembangunan tugu keris ini juga menjadi bentuk apresiasi terhadap para perajin keris di Sumenep yang telah berjuang menjaga warisan budaya.