SUMENEP | DEMARKASI.CO – Viral sebuah video dalam akun tiktok bernama Helman Jr736 yang mengunggah sebuah acara gerak jalan vulgar dalam rangka memperingati rangkaian Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-79 tahun 2024 di kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang digelar pada Minggu (11/8/2024) malam.
Pasalnya, dalam video bertuliskan ‘Conlocon Agustusan Kecamatan Ganding, Gerak Jalan Vulgar Monggo Dinilai Sendiri‘ tersebut tampak satu regu peserta gerak jalan mempertontonkan kostum yang dianggap publik tidak wajar, apalagi acara ini untuk mengenang para pejuang kemerdekaan RI.
Terlihat dalam video yang diunggah Helman Jr736 para peserta memperlihatkan payudara yang mirip dengan payudara wanita dan mengenakan popok atau nappy sambil melakukan atraksi menari-nari di depan Camat Ganding.
Camat Ganding, Abdul Khalid, S. Sos saat dihubungi media ini mengaku lepas kontrol perihal peserta yang vulgar di acara gerak jalan kemarin, dirinya juga mengaku mustahil dalam acara tersebut akan mencapai sempurna.
Parahnya, mantan Kepala Bagian Umum Kabupaten Sumenep melalui media ini meminta publik kabupaten Sumenep untuk memaklumi kejadian tersebut. Dirinya akan menjadikan kejadian vulgar ini sebagai bahan evaluasi di tahun selanjutnya.
“Ya Lepas dari kontrol…. Mustahil mencapai sempurna…. mohon dimaklumi… Semangat Memeriahkan HUT RI…. Untuk bahan evaluasi tahun depan… mator sakalangkong,” kata Abdul Khalid, Camat Ganding pada media Demarkasi.co, Senin (12/8).
Atas kejadian tersebut, sontak membuat aktivis Lembaga Bantuan Hukum Forum Rakyat pembela Keadilan dan Orang-orang Tertindas (LBH FORpKOT) angkat bicara.
Herman Wahyudi, ketua LBH FORpKOT menyampaikan, sejatinya Hari kemerdekaan ini untuk menghormati para pejuang kemerdekaan bukan malah mencoreng citra baik para pendahulu seperti yang dilakukan di kecamatan Ganding.
“Itu malah pelecehan bagi para pejuang yang telah gugur, apalagi Ganding banyak pondok pesantren kok dirusak oleh budaya luar,” tegas Herman Wahyudi.
Nahkoda LBH FORpKOT ini juga menuding bahwa Abdul Khalid, Camat Ganding sudah salah memahami makna tentang perayaan dan cara menghormati pejuang.
Bahkan Herman, sapaan karib ketua LBH FORpKOT mengatakan bahwa yang dilakukan pihak kecamatan dengan tidak menegur dan menghentikan mereka itu menunjukkan bahwa pihak kecamatan Ganding telah sengaja melecehkan pejuang.
“Itu bukan lepas kontrol, sudah salah memahami makna merayakan dan menghormati dengan melecehkan perjuangan para pejuang kita yang telah gugur,” pungkasnya.