SUMENEP | DEMARKASI.CO – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, hari ini menghadiri Penjamasan Keris yang digelar Paguyuban Pelar Agung Desa masyarakat bertempat di Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Senin (15/7/2024).
Kegiatan Jamasan keris yang digelar bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep tersebut berlangsung sangat sakral dan penuh khidmat dengan diawali pembacaan suratul Fatihah, penyerahan air dan keris yang dibawa dan diberikan kepada Dewan Empu serta ditutup dengan doa bersama.
Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH. Bupati Sumenep menyampaikan, Jamasan keris pada hakekatnya adalah khazanah budaya asli masyarakat dan Kabupaten Sumenep, untuk itu kata orang nomer wahid di kabupaten ujung timur pulau Madura ini menyatakan, sebagai pewaris harus bisa menjaga, merawat dan melestarikan warisan leluhur ini.
“Karena prosesi ini mengandung nilai-nilai religius yang sangat sakral,” kata Bupati Sumenep.
Sejatinya lanjut Achmad Fauzi Wongsojudo, prosesi penjamasan keris ini sebagai upacara pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahan kepada umat manusia, khususnya masyarakat di Desa Aeng Tong-Tong, Kecamatan Saronggi yang notabene sebagai wilayah pengrajin pusaka.
“Semoga acara ini tidak hanya sebagai wujud pelestarian budaya leluhur semata, melainkan juga sebagai sarana untuk memupuk rasa semangat kebersamaan, menyatukan visi misi serta komitmen dalam membangun Kabupaten Sumenep ke depan lebih baik, sebagai bukti nyata dalam mengimplementasikan rasa syukur dan sukacita,” tandasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama Empu Keris Paguyuban Pelar Agung, Ika Arista menyatakan kegiatan penjamasan keris ini melibatkan siswa agar bisa melihat langsung proses penjamasan keris dalam menjaga dan merawat pusaka yang telah dilakukan oleh leluhurnya.
“Semoga, kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan kemanfaatan kepada para siswa peserta anak didik tentang merawat tradisi turun temurun pusaka keris sebagai salah satu budaya warisan leluhur,” harapnya.
Diketahui, air yang digunakan untuk proses penjamasan diambil dari tujuh sumber mata air kuno di tiga titik lokasi, seperti air Taman Sare Keraton, sumber air di Kecamatan Lenteng dan Kecamatan Saronggi sendiri dengan diwadahi gentong ukuran kecil yang dibalut kain kafan.