Memasuki Musim Kemarau, BPBD Sumenep Ajak Masyarakat Antisipasi Kekeringan dan Efisien Gunakan Air

Memasuki Musim Kemarau, BPBD Sumenep Ajak Masyarakat Antisipasi Kekeringan dan Efisien Gunakan Air
Ach. Laili Maulidi, Kepala BPBD Kabupaten Sumenep

SUMENEP | DEMARKASI.CO – Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengantisipasi menghadapi kekeringan di musim kemarau sejak saat ini.

Kepala BPBD kabupaten Sumenep, Ach. Laili Maulidi kepada media ini menyampaikan, sebagai antisipasi kekeringan pihaknya menghimbau agar mulai saat ini masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.

Pasalnya, bahaya membuang sampah sembarangan saat musim kering dapat menimbulkan kebakaran. Sebab, sampah-sampah akan beterbangan dibawa angin lalu berkumpul di suatu tempat dan mengering, kalau itu di tempat lapang maka potensi mudah terbakar.

Selain itu, kata Kepala BPBD Sumenep ini, sampah-sampah yang masuk ke selokan akibat pembungaan sampah sembarangan akan berakibat tersumbatnya selokan-selokan yang ada, sehingga saat musim hujan tiba dapat menyebabkan banjir.

Ayolah jangan buang sampah sembarangan, terutama sampah-sampah yang berpotensi kering,” Ajaknya kepada masyarakat melalui media ini. Rabu, 15 Mei 2024.

Pihaknya juga menghimbau sedini mungkin kepada masyarakat yang bertani untuk se-efisien mungkin menggunakan air. Biasanya masyarakat petani menggunakan air sampai air meluap di sawah baru dimatikan. Oleh sebab itu pihaknya menghimbau untuk menggunakan air secukupnya dan usahakan masyarakat memiliki tandon. Karena yang terjadi ketika pihak BPBD mengirim air waktu kekeringan bukan lantas dituangkan ke tandon tapi langsung dituangkan ke sumur.

Contohnya di Pasongsongan, air itu ditampung ke dalam sumur, sumur kan mengering sudah. Jadi air kiriman ditampung ke dalam sumur karena masyarakat dari awal sudah tidak menyiapkan bak penampungan air,” Jelasnya.

Menurutnya, hal ini bisa dilakukan semisal melalui kepala desa membuat penampungan air, tandon besar untuk bisa dimanfaatkan beberapa KK, semisal 10 KK menggunakan 1 tandon besar.

Poin ke empat kata Laili, sedapat mungkin untuk tanam pohon karena pohon-pohon itu yang menyimpan kandungan air. Selanjutnya pihaknya mengajak masyarakat untuk tidak menebang pohon terutama di dekat sumber mata air.

Ketika pohon-pohon besar di tebang di dekat sumber mata air maka kandungan mata air akan berkurang. selain itu ketika masyarakat akan melakukan pengeboran air tanah sedapat mungkin berkoordinasi dengan OPD teknis, karena bisa saja ketika masyarakat yang ada di dataran yang lebih tinggi ngebor air dan jaringan dalam tanah terkena bor maka yang di dataran lebih rendah akan mengering.

Di Ganding banyak sumber mengering, sumur mengering karena di atas dilakukan pengeboran. ” Pungkasnya.