NAIK TANGGA SOSIAL MEMBUAT MANUSIA SERING LUPA ASAL

NAIK TANGGA SOSIAL MEMBUAT MANUSIA SERING LUPA ASAL

Oleh: Minhaji Ahmad

Tri Suaka dan Zidan sedang menjadi target penghakiman massa media sosial. Kedua anak muda ini menerima karmanya setelah memparodikan gaya vokalis Kangen Band, Andika. Meski sudah meminta maaf banjir hujatan belum juga surut. Parodi gaya bernyanyi Babang Tamvan dianggap telah menghinanya. Inilah yang membuat banyak orang sangat marah.

Tri dan Zidan belum memahami sepenuhnya kalau dirinya kini public figure. Yang disadari, mereka sedang berada di level sosial yang berbeda dari sebelumnya: artis. Sementara, public figure siang malam menjadi sorotan; apapun yang dilakukan, ke mana pun berjalan, dan apa yang mereka makan. Sisi buruknya, tidak semua orang suka. Bahkan ada yang “bliyed” dengan tingkahnya.

Bagi yang tidak suka, sedikit saja kepleset adalah momentum yang ditunggu-tunggu dan siap distigmatisasi besar-besaran. Benar saja, akibat parodi, kedua artis cover itu kini terus menerus dihajar netizen. Tanpa ampun. Pembenci tidak berhenti menggiring opini keduanya sebagai sosok yang sangat berdosa, sampai, pecinta pun berubah membencinya. Contoh: unsubcribe massal.

Sebagai artis debutan, mereka tentu shock. Dunia yang serba baru memaksa mentalnya berubah. Kasus ini semodel dengan orang kaya baru (OKB) yang sombongnya selangit seperti Indra Kenz, Salmanan, dan, Sudahnan*. Kedua artis yang sedang naik daun ini terlena dengan perubahan yang diperoleh secara gampang dan mendadak. Lupa diri membuat keduanya besar kepala dan meremehkan orang lain.

Tri Suaka dan Zidan hanya contoh kecil dari sekian peristiwa semacam yang sering terjadi di lingkungan sosial sekitar kita. Hanya karena mereka merupakan public figure masalahnya menggelinding menjadi sedemikian besar. Peristiwa ini memberi peringatan penting untuk kita: Naik level membuat karakter manusia sangat rentan; yang dahulu sederhana kini berubah menjadi jumawa.

Peristiwa yang dialami kedua artis ini adalah dinamika hidup biasa meski dipertontonkan oleh wajah baru. Bukan fenomena mengejutkan. Dalam beberapa bulan ke depan pasca terpilihnya kepala desa yang baru kita pasti akan disuguhi tontonan sebagaimana diperlihatkan kedua artis cover ini; yang awalnya low profile berubah high profile. Yang dahulu berteman kemudian lupa teman.

Sebagai dinamika hidup, peristiwa yang berulang ini tentu diharapkan menjadi sumber hikmah dan peringatan untuk setiap diri. Sumber hikmah; setidaknya setiap peristiwa yang terjadi memberi pengetahuan dua hal, yaitu, baik dan buruk. Karenanya manusia bisa memilah dan membuang sisi buruknya. Peringatan; bahwa sebuah peristiwa sedapat mungkin memicu self control untuk setiap diri.

Wallahu’alam.

Penulis adalah Manager TV UIM