Sumenep | Demarkasi.co – Aksi demonstrasi kembali bergemuruh di bumi Sumekar Sumenep, Jawa Timur, kali ini dilakukan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumenep. Selasa, 5 April 2022 sekira pukul 14.00 Wib.
Aksi mimbar yang digelar di depan kantor DPRD JL. Trunojoyo Kelurahan Bangselok Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep ini dalam rangka menyikapi beberapa isu nasional mulai kenaikan harga BBM jenis pertamax hingga harga sembilan bahan pokok yang saat ini harganya melambung tinggi.
Diketahui, Korlap aksi, Nur Hayat, dan 75 orang massa aksi lainnya yang mengatasnamakan diri BEM Sumenep melakukan aksi mimbar rakyat untuk menyampaikan 3 (Tiga) tuntutan.
Pertama, DPRD Kabupaten Sumenep untuk menolak kenaikan harga BBM Jenis pertamax dan wacana kenaikan BBM jenis pertalite dan gas LPG 3 Kg.
Kedua, DPRD Kabupaten Sumenep memberikan kritik dan pengontrolan terhadap harga minyak goreng yang melambung tinggi dan kenaikan kebutuhan pokok lainnya.
Ketiga, DPRD Kabupaten Sumenep menindak lanjuti tuntutan masa aksi dengan menyurati DPRD dan DPR RI selambat-lambatnya 3 X 24 Jam.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut tampak beberapa poster berisi tulisan mulai dari sindiran keras terhadap kenaikan harga BBM sampai pada tudingan DPRD buncit disaat rakyat menjerit.
“Mahasiswa dan Masyarakat Kab. Sumenep menolak kenaikan harga BBM dan kenaikan harga sembilan bahan pokok”
“Ngabuburit di depan Gedung DPRD Kab. Sumenep”
“Di paksa elit ekonomi menjerit rakyat sakit DPRD buncit”
“Tolak kenaikan harga BBM”
“BBM naik Ayang…marah” Tulis massa aksi dalam poster yang dibawa saat aksi berlangsung. Selasa, 5 April 2022.
Terpantau media ini massa aksi melakukan longmarch dari titik kumpul Taman Tajamara kabupaten Sumenep menuju kantor DPRD Sumenep sambil melontarkan orasi.
Dalam orasinya korlap aksi menyampaikan jika pihaknya datang mewakili masyarakat Kabupaten Sumenep atas langkah pemerintah yang tidak rasional di saat rakyat sedang mengalami kesulitan.
“Permasalahan minyak goreng belum selesai, kini pemerintah telah menaikan harga BBM jenis premium sehingga hal ini akan sangat merugikan rakyat,” teriak Nur Hayat sambil orasi.
Selain itu pihaknya meminta agar DPRD Kabupaten Sumenep bersama mahasiswa harus membuat komitmen bersama untuk menolak kenaikan harga BBM dan harga sembilan pokok karena massa aksi menyebut hal ini sebagai bukti bahwa DPRD tidak memihak pada rakyat.
Nur Hayat bersama massa lainnya mengingatkan bahwa Mahasiswa sebagai kepanjangan rakyat, pihaknya datang ke DPRD Kabupaten Sumenep untuk menyampaikan semua aspirasi rakyat Kabupaten Sumenep, BEM Sumenep menuding masih terlalu berat beban yang di tanggung oleh rakyat Sumenep, pihaknya bahkan meminta kepada perwakilannya di parlemen untuk tidak diam begitu saja melihat penderitaan rakyat.
“Anggota DPRD, kalian di pilih oleh rakyat harus bisa membantu rakyat. Ekonomi rakyat semakin terjepit dengan kondisi saat ini, Covid belum selesai BBM naik dan harga sembako melambung tinggi, mana suaramu DPRD Sumenep,” lantang Nur Hayat.
Lebih lanjut pihaknya menyampaikan, dirinya meminta anggota DPRD Kabupaten Sumenep untuk tetap pada fungsinya sebagai legislator dan tetap merepresentasikan kepentingan rakyat.
“Kami meminta kehadiran Ketua DPRD Kabupaten Sumenep dan Ketua Komisinya bukan anggotanya, untuk menyalurkan aspirasi rakyat Sumenep ke DPR RI untuk segera menolak kenaikan harga BBM dan harga sembako,” pungkasnya.
Diketahui dalam rangka pengamanan oleh anggota Polres Sumenep yang tersprin Kapolres Sumenep, yang di pimpin oleh Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya., S.I.K., S.H.,M.H, Polres Sumenep menerjunkan sebanyak 202 personel pengamanan.