Sumenep | Demarkasi.co – Hadiah yang dijanjikan oleh Fauzi AS, pembina Aliansi Masyarakat Menggugat (ARM) rupanya tidak sekedar isapan jempol.
Rencana adanya hadiah itu muncul lantaran tercium aroma keterlibatan kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) kabupaten Sumenep, dalam kasus sengketa pemilihan Kepala desa (Pilkades) Matanair, kecamatan Rubaru, kabupaten Sumenep yang hingga detik ini masih berpolemik.
Disampaikan Fauzi, pihaknya tidak akan memberikan hadiah berupa bawang merah, pengusaha muda ini akan memberikan hadiah berupa alat-alat mesin pertanian (Alsintan) karena menurutnya kadis DKPP Sumenep patut diapresiasi keberhasilannya menjadi kadis lintas sektoral. Terbukti kata Fauzi beberapa bulan lalu kadis DKPP berhasil menjadi juru lobi perihal kasus sengketa Pilkades Matanair.
“Kami ini Santri mas, jadi kami diajarkan untuk jujur komitmen dan tepat Janji, jika kemarin kami berjanji bahwa kami beserta masyarakat matanair akan menyiapkan hadiah kepada Kadis Pertanian pasti bukan isapan jempol,” kata Fauzi pada media ini. Sabtu, 19 Maret 2022.
Lebih lanjut CEO Labatik ini menyampaikan, kemungkinan kadis DKPP Sumenep sudah merampungkan semua tugas kedinasan di DKPP sehingga dirinya meloncat pagar dengan menjadi juru lobi yang sedikitpun tidak ada hubungannya dengan tugasnya sebagai kepala dinas.
“Tapi pasti hadiahnya bukan Bawang goreng, kemarin kami hanya ingin memastikan kabar tentang keterlibatan Kepala dinas Pertanian menjadi juru lobi dalam hal pilkades matanair, kami pikir apa karena tugas-tugas di dinas pertanian sudah berhasil diselesaikan dg baik semua sehingga dia menjadi Kadis lintas sektor,” tambahnya.
Sehingga pembina ARM ini akan menyiapkan hadiah berupa sapi dan Traktor sebagai hibah dari ARM untuk petani di desa Basoka agar para petani dapat membajak ladang dan menanam bibit bawang kembali.
“Ternyata tidak, jadi berikutnya bisa jadi kami menyiapkan hadiah Sapi, atau Traktor paling tidak bisa di hibahkan kepada petani di Basoka untuk membajak Ladang, supaya bisa nanam bawang lagi,” singgung pembina ARM.
Kadis DKPP Sumenep dinilai lakukan pencitraan oleh pembina ARM
Datangnya rombongan orang-orang penting kabupaten ke desa Basoka, kecamatan Rubaru beberapa Minggu lalu diduga hanya kepentingan pencitraan dan menjadikan lahan dan hasil panen petani non binaan kelompok sebagai wahana foto selfie oleh bupati Sumenep dan kadis DKPP serta Forkopimda lainnya.
“Karena panen bawang musim ini memang banyak petani bawang merugi, tapi Pak Kadis Pertanian justru sibuk Foto selfie dg Petani, terus terang kami ikut merasa jengkel mas, ditengah petani yang kesulitan karena bawangnya rusak, kalaupun ada yang panen dari bibit sendiri harganya Anjlok tapi justru Kepala Dinas mengadakan Panen Raya di Basoka, Seolah merayakan kegagalan Petani. Astagfirullah…,” Beber Fauzi jengkel.
Sehingga kata Fauzi As, dirinya mencium aroma kongkalikong di balik besarnya aggaran yang turun ke desa Basoka yang tidak seimbang dengan hasil panen para petani.
“Saya menduga dg kuat bahwa bantuan bawang merah dari dana Upland yang totalnya diatas 4 M itu syarat permainan. sudah kami pelajari, wong hanya menambah beban hutang bagi sebagian anggota Poktan, sebab bibitnya bermasalah sebelum ditanam, tetapi jika ada yang mau membantah kami tantang untuk turun bersama ke Basoka, kami sudah ketemu lebih dari 40 Orang dari beberapa anggota poktan di Basoka. Saya ini Lahir dan Besar di Basoka mas,” Pungkasnya.