LPamas Sebut Skandal Mesum Dirut PD Sumekar Telah Menciderai Reputasi Pemkab Sumenep

LPamas Sebut Skandal Mesum Dirut PD Sumekar Telah Menciderai Reputasi Pemkab Sumenep

Sumenep | Demarkasi.co – Kasus Perselingkuhan Direktur Utama (Dirut) PD Sumekar, kabupaten Sumenep, Jawa Timur, nampaknya semakin runyam, pasalnya fenomena negatif ini mempertontonkan perilaku seorang pimpinan perusahaan daerah, yang dinilai publik sebagai skandal mesum.

Kritik pedas itu disampaikan Adam Damiri, nahkoda Lembaga Pemberdayaan dan Advokasi Masyarakat (LPamas) kabupaten Sumenep, pria gagah ini menyebut dari skandal mesum sang Dirut PD Sumekar, telah mencoreng marwah kabupaten Sumenep yang menjadi salah satu predikasi Sumenep Sebagai kabupaten santri.

“Skandal mesum Dirut PD Sumekar telah menciderai reputasi tidak hanya lingkungan perusahaan milik daerah, tetapi juga marwah pemerintah Kabupaten Sumenep. Praktik asusila itu secara tidak langsung menghina salah-satu predikasi kabupaten Sumenep sebagai Kota Santri.” kata Adam saat diwawancara media Demarkasi.co di salah satu warung kopi wilayah Guluk-Guluk. Jum’at, 13 Mei 2022.

Baca Juga: Achmad Fauzi, Bupati Sumenep Dinilai LBH FORpKOT Dapat Warisan 700 Lebih Tambak Udang Ilegal Dari Pemerintahan Super Mantap

Selain itu kata ketua LPamas, sebagai seorang pimpinan perusahaan harusnya MR (Inisial) memahami tanggung jawab dan etiknya sebagai tokoh publik. Karena menurutnya selain nama baik pribadinya ada nama baik kabupaten yang harus pihaknya jaga.

“Sebagai tokoh publik, Dirut PD Sumekar mestinya paham betul tanggungjawab jabatan dan komitmen etiknya. Pasalnya, beban jabatan akan senantiasa mencerminkan nama baik Kabupaten Sumenep. Karena itu juga, sangat tidak etik dan bahkan naif jika ada pihak yang berusaha membela praktik bebal Dirut PD Sumekar.” imbuhnya.

LPamas bahkan mendesak bupati kabupaten ujung timur di pulau Madura ini, agar segera mengambil tindakan tegas, karena kata Adam, selain miskin prestasi perusahaan tersebut tidak mampu menjadi profit center bagi kabupaten Sumenep.

“Kami juga mendesak Bupati Sumenep untuk memecat Dirut PD Sumekar segera. Di samping karena perusahaan daerah ini miskin prestasi dan terekam tidak mampu menjadi profit center kepada daerah, skandal amoral pejabatnya telah jelas melanggar komitmen etik.”

Endingnya kata Adam, jika Achmad Fauzi, bupati Sumenep tidak segera melakukan eksekusi kepada MR, pihaknya khawatir hal itu akan menimbulkan kecemburuan sosial di line grassroot (Masyarakat Akar Rumput) kabupaten Sumenep, karena menurut pria asal kecamatan Guluk-Guluk ini baik dalam kalkulasi ekonomi maupun politik, tidak ada alternatif lain kecuali pejabat yang melakukan skandal mesum tersebut gantung sepatu.

“Jika Bupati Sumenep tidak segera memecat pejabat bersangkutan, dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan publik di akar rumput yang tentu akan memengaruhi simpati publik terhadap Bupati. Karena itu, dalam kalkulasi ekonomi maupun politik, tidak ada opsi lain selain memberhentikan segera pejabat skandal tersebut.” pungkasnya.

Sementara bupati Sumenep, Achmad Fauzi menyampaikan, jika dirinya telah mengetahui aroma perselingkuhan Dirut PD Sumekar dengan janda asal kepulauan Kangean, seperti dilansir dari laman Media Memoonline.co.id. Senin (9/5).

“Saya bukan tidak tahu dan tidak mendengar aroma perselingkuhan Pak Dirut dengan janda imut asal Kangean. Dan saya sudah pernah menyentil masalah itu meskipun tidak terang – terangan. Tapi apa daya dia mengabaikan,” kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi, saat ditemui media ini di Mandhapa Agung Keraton Sumenep, Senin (09/05/2022).

Oleh karenanya, Bupati mengaku sangat kecewa terhadap ulah Direktur PD Sumekar dengan janda imut asal pulau Kangean.

“Saya selaku Bupati Sumenep sangat kecewa denga peristiwa itu. Karena secara langsung aksi pak Dirut dipergoki warga Desa Kolor,” sesalnya.