Sumenep | Demarkasi.co – Kabar prihal akan mundurnya Direktur Utama (Dirut) PD Sumekar dari tampuk kekuasaan tertinggi di salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) kabupaten Sumenep, hingga kini masih abu-abu.
Kabar itu menyebar di berbagai kalangan, mulai dari aktivis mahasiswa sampai pada aktivis trotoar. MR (Inisial) tiba-tiba dikabarkan akan mencabut surat pernyataan bermaterai yang ditanda tangani bersama pihak pemerintah desa (Pemdes) Kolor, kecamatan Kota Sumenep dan perempuan FF (Inisial) yang merupakan selingkuhan sang Dirut.
Bahkan MR memilih mempertahankan jabatannya sebagai Dirut PD Sumekar setelah sebelumnya viral akan pengunduran dirinya di berbagai platform media massa.
Berdasarkan sumber yang dapat dipercaya bahwa MR menggagalkan rencana pengunduran dirinya.
“Kabarnya MR tidak jadi mundur,” kata sumber media ini, Rabu (11/5) di salah satu Kedai Kopi.
Sontak kabar tersebut dibanjiri kritikan dari publik kabupaten Sumenep, karena kasus yang menimpa orang penting di lingkungan Pemkab ini merupakan kasus amoral yang menurut sumber hal itu tidak etis dilakukan oleh seorang direktur perusahaan daerah.
“Bupati tidak bisa membiarkan orang yang cacat moral bertengger di tampuk kekuasaan BUMD di Sumenep karena kasus ini sudah menunjukkan bahwa MR tidak punya integritas yang baik,” kata Herman Wahyudi, ketua LBH FORpKOT kabupaten Sumenep. Kamis, 12 Mei 2022 saat dihubungi via WhatsApp pribadinya.
Dirinya bahkan dengan tegas meminta bupati Sumenep untuk mencabut SK MR dari jabatan Dirut PD Sumekar dalam waktu cepat, karena menurutnya jika itu tidak dilakukan akan semakin menyita perhatian publik bahwa Pemkab Sumenep sengaja membiarkan orang bermasalah tetap dipelihara di bumi Sumekar.
“Apa yang bisa diharapkan oleh Pemkab dari MR, prestasi apa yang ingin dia (MR) tunjukkan ke publik, orang seperti dia hanya akan menjadi sampah BUMD dan akan menghambat pembangunan di kabupaten ini,” tegas ketua LBH FORpKOT.
Informasi terkahir dari Pemkab Sumenep seperti dilansir dari media Radarpemkab.com MR telah dipanggil untuk menghadap, namun yang bersangkutan mangkir tanpa alasan yang jelas.
“Kemarin kita sudah melakukan pemanggilan yang bersangkutan, tapi yang hadir kesini hanya stafnya saja. Yang bersangkutan terkesan hilang dari peredaran,” kata Mustangin, Sekretaris Pembina BUMD Sumenep, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa, 10 Mei 2022.
Kendati demikian, pihaknya berupaya akan terus melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan hingga kasus yang menimpanya dan viral di sejumlah media terang benderang.
“Selama kami (Dewan pembina red) tidak ketemu langsung dengan bapak Direktur, kami akan terus melakukan pemanggilan. Karena titah Bupati melalui pak Sekda,. Sebenarnya hari ini yang bersangkutan kami panggil lagi, tapi lagi-lagi dia mangkir,” terangnya.
Sementara dihubungi media ini, 2 nomor telpon milik MR tidak ada yang aktif, sehingga awak media kesulitan mendapatkan akses informasi berkaitan dengan kasus MR.
Diberitakan sebelumnya jika MR (Inisial) yang merupakan Direktur Utama (Dirut) PD Sumekar, kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dikabarkan akan memundurkan diri dari jabatan yang diembannya. Minggu, 8 Mei 2022.
Pasalnya MR petinggi salah satu perusahaan BUMD tersebut baru-baru ini digerebek warga saat berada di dalam rumah perempuan cantik asal Laok Jangjang, kecamatan Arjasa, pulau Kangean, Sumenep, di Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep beberapa hari yang lalu.
“Dirut PD Sumekar akan memundurkan diri, tinggal memasukkan surat pemunduran resminya. Mungkin besok sudah masuk suratnya,” ujar sumber media ini yang tidak mau identitasnya dipublish.
Sementara sampai berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari MR (Inisial) selaku Dirut PD Sumekar. Sebab, awak media sampai saat ini belum mendapatkan akses untuk melakukam upaya konfirmasi kepada MR.
Sebelumnya, ramai diberitakan oleh media online pada hari Kamis, malam (5/5/2022), MR digrebek oleh warga lantaran kedapatan berada di dalam rumah perempuan cantik yang diduga selingkuhannya di Desa Kolor, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Kejadian tersebut berawal dari laporan warga bahwa ada perbuatan perselingkuhan di Perum Wiraraja. Sehingga warga dan Babinsa Kolor serta masyarakat mendatangi rumah tersebut.
“Benar tadi malam sekira jam 22.00 Wib saya turun langsung Babinsa dan masyarakat datang langsung ke lokasi di Perumahan Wiraraja dekat Terminal Baru Sumenep,” ucap warga yang melihat kejadian tersebut.
Kemudian, kedua pasangan selingkuh itupun dibawa ke rumah kepala desa setempat. “Setelah digrebek kedua pasangan yang diduga selingkuh di bawa ke rumah Kepala Desa Kolor, dan keduanya di beri pernyataan tertulis,” pungkasnya.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, laki-laki tersebut sudah mempunyai istri dan bekerja di salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kabupaten Sumenep, tak lain adalah Direktur Utaman PD Sumekar.
Respon (1)
Komentar ditutup.